Page Home

Link Berita

CHAMPEON 2011 BIREUEN UNITED

Kamis, 28 Juli 2011

Indonesia Unggulan Terakhir di Putaran III

Drawing akan berlangsung di Marina da Gloria, Rio de Janeiro, Brasil, 30 Juli 2011. 

PRA PIALA DUNIA 2014

 Liga Aceh.com | Indonesia menjadi salah satu unggulan terakhir pada drawing putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia yang akan berlangsung Marina da Gloria, Rio de Janeiro, Brasil, 30 Juli 2011.

Sukses mengalahkan Turkmenistan 4-3 di leg 2 putaran kedua Pra Piala Dunia 2012, Kamis 28 Juli 2011, membuat Indonesia lolos ke putaran ketiga dengan agregat 5-4. Di putaran ketiga Indonesia menjadi salah satu unggulan terbawah.

Tim Merah Putih tergabung di pot 4 atau unggulan terakhir bersama Korea Utara, Thailand, Singapura dan Lebanon. Penempatan di tiap pot berdasarkan peringkat FIFA teranyar yang dirilis 27 Juli lalu. Indonesia yang berada di peringkat 137 FIFA hanya unggul atas Lebanon (159 FIFA).

Unggulan pertama ditempati Jepang, Australia, Korea Selatan, Iran dan China. Unggulan kedua ada Uzbekistan, Qatar, Yordania, Arab Saudi dan Kuawit. Sedangkan unggulan ketiga ditempati Bahrain, Syria, Oman, Irak dan Uni Emirat Arab.

Dari 20 tim tersebut akan dipecah menjadi lima grup yang berisikan empat tim. Masing-masing tim di pot 4 akan menduduki posisi terbawah di masing-masing grup. Tim-tim di pot 3 akan menduduki posisi ketiga, tim di pot 2 akan menduduki posisi kedua dan lima unggulan teratas di pot 1 akan menduduki posisi pertama di masing-masing grup.

Masing-masing juara grup dan runner-up akan lolos ke putaran keempat. Dari 10 tim yang lolos akan dibagi menjadi dua grup berisikan lima tim di putaran keempat. Nantinya juara dan runner-up grup di putaran keempat akan lolos ke putaran final Piala Dunia 2014.

Drawing putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia di Marina da Gloria rencananya akan dilakukan oleh legenda Brasil, Zico. Sayang, hingga kini belum jelas jadwal pasti putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia.

Dari 20 tim yang memastikan langkah ke putaran ketiga, tinggal Oman yang posisinya belum pasti. Pasalnya, di leg 2 putaran kedua melawan Myanmar pertandingan harus dihentikan pada menit ke-39 karena amarah suporter Myanmar. Oman memang hampir dipastikan lolos setelah unggul 2-0 saat pertandingan dihentikan dan sementara unggul agregat 4-0.

Seeding Putaran 3 Pra Piala Dunia 2014 zona Asia

Pot 1

Jepang
Australia
Korea Selatan
Iran
China

Pot 2

Uzbekistan
Qatar
Yordania
Arab Saudi
Kuwait

Pot 3

Bahrain
Syria
Oman (belum ditentukan)
Irak
Uni Emirat Arab

Pot 4Korea Utara
Thailand
Singapura
Indonesia
Lebanon 

Selasa, 26 Juli 2011

Bahas Format Kompetisi, PSSI adakan Workshop bulan Agustus

LOGO PSSI
Surabaya - Setelah pertemuan PSSI dengan pemilik dan manajer klub yang harusnya digelar pada Senin (25/7/2011) lalu tertunda, Ketua Umum PSSI merencanakan akan menggelar workshop yang membahas format kompetisi sekitar awal Agustus.

"Kita sedang mempersiapkan format-format. Kita sedang menunggu utusan dari FIFA, AFC tentang bagaimana ketentuan yang baru," ujar Djohar Arifin Husin kepada wartawan di Surabaya, Selasa (26/7/2011).

Djohar mengatakan, workshop tersebut rencananya akan dihadiri utusan dari FIFA dan AFC serta pemilik dan manajer klub.

"Awal Agustus ada workshop. Kita undang utusan dari FIFA, AFC dan sudah berjanji akan datang. Kita undang pemilik dana manajer klub untuk membahas model komptesi yang mereka inginkan," ujarnya.

Mantan Pemain PSMS Medan ini menerangkan, tim Exco sedang menggodok tiga hingga empat opsi format kompetisi ke depan. Namun, PSSI tidak bisa memaksakan pemilik dan manajer klub untuk memilih salah satu dari opsi yang sedang digodoknya.

"Kami siapkan opsinya, tergantung klub mana yang mereka inginkan. Apakah yang mereka inginkan terjangkau tapi komprehensif dan kompteisi yang betul-betul bermuara pada timnas," terangnya.

"Apakah kompetisi tetap seperti yang lalu, tapi ingat tahun 2012 APBD tidak boleh dipakai untuk kompetisi liga. Nah ini menjadi klub kehilangan sumber dana. Kompetisi lalu kan dananya sangat besar untuk transport dan kontrak pemain," tuturnya.

"Insya Allah kompetisi yang akan datang menuju berish, tidak ada keraguan, tidak ada reka-reka dan insyaallah semuanya harus sportif," jelasnya

Senin, 25 Juli 2011

Naturalisasi dan Sistem Pembinaan Sepakbola Jepang

Opini: Dai Niki from Japan.

Tim nasional sepakbola Indonesia akhir-akhir ini sering menjadi perbincangan, mulai dari kisruh pengurus PSSI sampai berita prestasi yang terlihat mulai membaik. Prestasi timnas Indonesia diajang Piala AFF Suzuki sepertinya dianggap sebagai dampak positif dari perekrutan beberapa pemain yang berpindah kewarganegaraan alias naturalisasi warga negara. Kelihatannya banyak pengurus PSSI menganggap program naturalisasi pemain menghasilkan sukses besar. Padahal menurutku, naturalisasi pesepak bola memang bisa memberikan dampak positif jika kita mengacu pada program jangka pendek. Tetapi tetap saja sistem pembinaan yang baik harus diterapkan jika ingin prestasi timnas semakin meningkat, karena bila tidak prestasi akan terus jalan ditempat. Dalam tulisan ini saya hanya ingin mengaca pada sistem pembinaan yang dilakukan Jepang hingga saat ini.

Apakah anda penggemar manga dan anime? Jika iya dan jika anda penggemar sepakbola, mungkin anda kenal dengan salah satu manga/anime sepakbola yang menurutku terbaik hingga saat ini yaitu Shoot!. Kalau ditelaah lebih jauh, Shoot! menampilkan sistem pembinaan sepakbola Jepang dengan cukup baik dan informatif. Coba kita ingat-ingat kembali, Shoot! menampilkan turnamen sepakbola SMA Jepang dengan mengetengahkan tim sepakbola SMA Kakegawa dalam memperjuangkan ambisi mereka merebut tahta juara kompetisi sepakbola SMA seluruh Jepang. Dari sini kita sudah mulai bisa memahami kalau sistem pembinaan sepakbola (dan juga olahraga lain seperti baseball) Jepang beranjak dari sekolah, bukan akademi. Di Eropa, pembinaan sepakbola dilakukan oleh akademi yang dimiliki klub sepakbola, misalnya yang terkenal menghasilkan banyak pemain top Youth Academy milik Ajax dan Barcelona.
Sekolah di Jepang memiliki kegiatan ekstrakulikuler sebagaimana juga di Indonesia, termasuk di dalamnya klub kegiatan olahraga sepakbola. Sejak SMP, klub kegiatan olahraga mulai mendapat perhatian serius karena mereka membawa nama sekolah di ajang kompetisi antar sekolah. Terlebih lagi untuk SMA. Beberapa SMA terkemuka memberikan semacam beasiswa olahraga bagi siswa berprestasi, tentu saja ini dimaksud untuk mengangkat nama sekolah. Contohnya saja SMA Fujieda Higashi (dalam manga Shoot! ditampilkan dengan nama SMA Fujita Higashi) Shizuoka yang namanya terkenal sebagai peraih banyak titel juara inter-highschool sepakbola memberikan beasiswa untuk siswa pesepakbola. Hasilnya selain titel juara sekolah, para siswa lulusannya juga banyak yang direkrut oleh klub-klub sepakbola terkenal di Jepang. Malah beberapa SMA mempekerjakan pelatih sepakbola khusus dari pada menyerahkan pembinaan anak didikannya pada guru olahraga umum.
Selain perhatian serius dari pihak sekolah, pemerintah Jepang juga menanamkan nilai kompetisi dalam diri para siswa dengan memperbaiki ajang turnamen inter-highschool tahunan bernama ALL JAPAN HIGH SCHOOL SOCCER TOURNAMENT yang telah berlangsung sejak tahun 1918. Dalam turnamen ini, setiap prefektur hanya mengirimkan satu wakil yang diperoleh dari SMA juara perfektur yang akan diadu di lapangan sepakbola di sekitar Tokyo, sebelum akhirnya 2 tim terbaik akan beradu di Stadion Nasional. Awalnya turnamen ini memang kalah kelas dan kalah pamor dibanding saudaranya, turnamen baseball SMA yang ajang finalnya di stadion Koshien Osaka selalu dipadati penonton. Saat ini, ALL JAPAN HIGH SCHOOL SOCCER TOURNAMENT mulai diminati para penggemar sepakbola, apalagi partai final dilangsungkan di Stadion Nasional Tokyo yang menjadi homebase timnas Jepang.

Ruy Ramos

Naturalisasi juga pernah dilakukan oleh JFA (PSSI-nya Jepang) walaupun tujuannya hanya untuk jangka pendek. Masih ingat dengan Ruy Ramos yang dulunya pernah menjadi idola dan disanjung-sanjung para penggemar sepakbola Jepang. Lalu ada lagi Wagner Lopes yang dulu seangkatan di timnas Jepang dengan Hidetoshi Nakata untuk Piala Dunia 1998. Naturalisasi pemain Brazil memang identik dengan Jepang akibat banyaknya orang Brazil keturunan Jepang yang berdomisili di Jepang (terutama daerah Shizuoka). Tapi lihat daftar pemain timnas Jepang sekarang (tahun 2011), tak ada satupun pemain naturalisasi yang ada dalam daftar. Memang ada satu pemain belasteran Brazil-Jepang bernama Marcus Tulio Tanaka (seperti halnya Bachdim yang turunan Indonesia-Belanda), tetapi Tanaka adalah penduduk Jepang yang sudah tinggal di Jepang sejak masa SMA-nya, bukan rekrutan baru. Disini kita bisa melihat kalau sistem pembinaan pemain timnas tidak berdasarkan pemain naturalisasi melainkan sistem kompetisi sekolah. Naturalisasi pemain timnas hanya dilakukan untuk tujuan jangka pendek sambil memperbaiki sistem kompetisi sekolah untuk tujuan jangka panjang.
Mayoritas atlet sepakbola profesional Jepang terlebih dahulu lulus SMA dan kemudian direkrut oleh klub-klub sepakbola profesional sebagai pemain pro. Tidak ada cerita pemain usia 17 tahun kebawah sudah mendapatkan kontrak penuh sebagai pemain profesional seperti halnya di Liga Inggris. Tapi itulah kelebihan dan kekurangan sistem kompetisi sekolah milik Jepang, karena tetap saja pendidikan hingga SMA harus diselesaikan. Lulus SMA, barulah mereka menentukan karir dimasa depan. Mau lanjut sekolah hingga perguruan tinggi atau langsung terjun menjadi pemain pro.
Ketika masyarakat Indonesia sedang meributkan hebatnya pemain naturalisasi, masyarakat sepakbola Jepang sendiri sedang heboh dengan seorang siswa kelas 3 dari SMA Cukyo Nagoya bernama Miyaichi Ryo. Bagaimana tidak? Ketika seluruh pesepakbola profesional Jepang yang bermain di liga eropa direkrut lewat proses transfer antar klub (dari klub Jepang yang merekrut atlet setelah lulus SMA), Miyaichi justru mendapatkan kontrak profesional pertamanya langsung setelah lulus SMA dari klub Inggris Arsenal. Itu juga Arsenal memperoleh tanda tangan Miyaichi setelah berebut dengan raksasa sepakbola Belanda Ajax Amsterdam. Miyaichi Ryo adalah produk sistem kompetisi sekolah Jepang yang mulai memperlihatkan buahnya. Dimasa mendatang, besar kemungkinan Miyaichi Ryo yang lain akan bermunculan di pentas liga eropa.
Miyaichi Ryo
Bagaimana dengan Indonesia? Masih tetap berharap memajukan prestasi sepakbola tim nasional dengan resep kilat a la naturalisasi? Semoga kita bisa berkaca dengan sistem naturalisasi yang dilakukan sepakbola Jepang, karena hal tersebut hanya memberikan kesuksesan sesaat.
NB.
Jika membandingkan Miyaichi Ryo dengan salah satu tokoh manga Shoot! yaitu Hiramatsu Kazuhiro, kebetulan sekali terdapat beberapa kesamaan. Mereka sama-sama menempati posisi penyerang sayap, sama-sama memiliki kemampuan dribble 100 meter/10 detik, dan yang terakhir sama-sama direkrut Arsenal :mrgreen:
Akankah ada siswa SMA Jepang lainnya yang akan direkrut oleh Real Madrid di kemudian hari seperti halnya tokoh Toshihiko?

"**
Penulis adalah Mahasiswa Indonesia
yang kuliah di Jepang

Sabtu, 23 Juli 2011

Tim Arafura Games terus Berbenah


* Persiapkan Diri Hadapi AFF U-19 Wakili Indonesia


Team Aceh di Arafura Games
BANDA ACEH - Tim Arafura Games yang telah ditunjuk sebagai wakil Indonesia ke Piala AFF U-19 (turnamen sepakbola antarnegara Asia Tenggara) terus berbenah untuk menghadapi even yang akan digelar pertengahan September mendatang di Myanmar.

Selain menyusun jadwal latihan, penguatan kekuatan dengan menambah pemain baru mulai digagas. Targetnya menjaring 28 pemain terpilih untuk mengikuti pemusatan latihan atau training center (TC).

Informasi tersebut diperoleh dari duet Pelatih Tim Arafura Games, Wahidin Usman alias Buyung dan Zulkifli Alfat, kemarin. Seperti diketahui, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin telah menunjuk Aceh dengan label Tim Arafura Games sebagai duta Indonesia di ajang sepakbola usia 19 tahun (U-19) antarnegara Asean di Maynmar. Hal ini disampaikan langsung Djohar Arifin dalam pidato singkatnya saat jeda pertandingan persahabatan antara tim Arafura Games melawan Marara FC di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Selasa (19/7) petang.

Djohar membeberkan, alasan dipilih Aceh karena lebih siap ketimbang dibentuk Timnas U-19 yang baru. Ini terbukti setelah Tim Arafura Games menjadi juara dalam even internasional di Darwin, Australia Mei lalu.

Mendapat kehormatan besar membela ‘Merah Putih’ di ajang resmi, persiapan intens pun dilakukan Tim Arafura Games. Menurut Zulkifli, pihaknya kini mulai memburu sederet amunisi tambahan guna melengkapi line-up yang telah ada. “Ini seusai dengan arahan Pak Djohar yang meminta disisipkan pemain berusia 19 tahun dalam tim. Karena rata-rata usia pemain Arafura Games di bawah 18 tahun,” jelas Zul Alfat.

Diterangkan dia, setelah 28 pemain terjaring, mereka selanjutnya didrill secara khusus dalam program pemusatan latihan. Selama TC (training center-red), pemain akan diinapkan di Mes SMK depan Stadion Harapan Bangsa. “Tapi, dari 28 pemain tersebut, yang diboyong ke Myanmar hanya 18 pemain, didampingi 7 ofisial. Tanggal 4 atau 5 September dipastikan tim ini berangkat ke Myanmar,” tandasnya.

Di sisi lain, Wahidin Buyung menambahkan, para pemain yang terpilih segera dikumpulkan di Banda Aceh guna memulai latihan perdana pada Sabtu (23/7). “Latihan ini kita lakukan secara kontinyu dan terprogram. Bahkan, untuk membentuk tim berdaya saing tinggi dan solid, selama bulan puasa pun program latihan ini tetap berjalan,” tukasnya.

“Harapannya tentu agar tim Aceh yang telah diberi kehormatan sangat besar ini benar-benar dapat mengharumkan nama Indonesia di Myanmar,” tutup pelatih asal Kembang Tanjong ini.

Ketua Umum Pengurus Pusat K-LigA, Sunardi M Saleh mengatakan, kesempatan yang diberikan kepada Aceh itu merupakan suatu kehormatan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Karena itu, dia bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi daerah serta bangsa dan negara, dengan mempersiapkan tim yang tangguh dan berjiwa petarung.

“Nanti PSSI Pusat akan mengirim surat ke Pengprov PSSI Aceh dan diteruskan ke K-LigA untuk membicarakan lebih lanjut tentang persiapan tim ke Myanmar. Kita akan melakukan koordinasi dengan Pengprov PSSI supaya tim yang dipersiapkan kesana benar-benar siap tempur untuk menjadi juara atas nama Timnas Indonesia,” demikian Bonar--sapaan Sunardi M Saleh.(hd)

pembagian grup piala aff u-19
- Grup A: Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia.
- Grup B: Myanmar, Indonesia, Laos, Vietnam

jadwal grup b:
-Myanmar   vs Indonesia, Minggu (11/9)
-Indonesia vs Vietnam, Selasa (13/9)
-Laos      vs Indonesia, Kamis (15/9)

Selasa, 19 Juli 2011

KLIK: TEAM ACEH BERSAMA DJOHAR ARIFIN HUSIN

Team Arafura Games
Foto Bersama Tim Arafura Games dengan ketua Umum PSSI
Kapten Tim Arafura Games Syahru Ramadhan Bersalaman dengan Ketua umum PSSI Djohar Arifin usai Laga Vs Marara FC

Aceh U-19 Eks Arafura Games Wakili Indonesia ke Myanmar

KETUM PSSI - Djohar Arifin Husin
BANDA ACEH - Dunia sepakbola Aceh mendapat kehormatan untuk mewakili Timnas Indonesia dalam piala Federasi Sepakbola Asia Tenggara (Piala AFF) U-19 yang dijadwalkan 1-10 September mendatang di Negara Myanmar. Tim Arafura Games yang meraih juara dalam ajang internaisonal di Darwin, Australia, didaulat untuk menjaga marwah tim Merah-Putih di turnamen se-Aceh Tenggara.

Kepastian tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PSSI Pusat, Djohar Arifin Husin dalam pidato saat jeda pertandingan persahabatan antara tim Arafura Games melawan Marara FC di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Selasa (19/7) petang.

Menurut Djohar, alasan dipilihnya Aceh karena lebih siap ketimbang dibentuk tim U-19 yang baru. “Karena tim Arafura Games sudah terbukti menjadi juara dalam even internasional di Australia,” ujar mantan Ketua Umum Pengda PSSI Sumut itu.

Tapi Djohar berharap agar tim Arafura Games segera mempersiapkan diri kembali dengan berlatih secara sungguh-sungguh. Hal ini bertujuan supaya tidak mengecewakan dan bisa berjaya di Piala AFF U-19 nanti. Enam pemain yang tidak ikut dalam persahabatan ini dipanggil kembali untuk berlatih. “Saya minta cari lagi pemain Aceh yang bagus-bagus untuk memperkuat tim ini. Karena saya yakin masih ada pemain bagus di seluruh Aceh,” harap pria kelahiran Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, 13 September 1950.

Terkait bila ada kecemburuan daerah lain dengan penunjukan langsung tim dari Aceh, Djohar mengatakan, hal itu tidak ada masalah karena dirinya juga sudah berbicara dengan Komite Eksekutif PSSI terkait penunjukan Aceh untuk mewakili Indonesia. “Saat ini tim U-19 kita hanya Arafura Games yang lebih siap dan telah teruji. Untuk apa kita bentuk yang lain dengan waktu yang cukup singkat ini. Tapi untuk selanjutnya nanti baru kita bentuk yang lain. Hana masalah lagi,” ujar Djohar dalam logat bahasa Aceh.

Bahkan, Djohar meminta kepada manajer dan pelatih tim Arafura Games untuk bekerjasama sama dengan Pengprov PSSI Aceh mempersiapkan semua ini dengan serius. “Nanti masalah anggaran ke sana akan ditanggung 100 persen oleh PSSI Pusat. Kita akan bicarakan nanti dana yang dibutuhkan untuk ini,” ujar Djohar Arifin yang terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Arafura-Marara Imbang
Sementara itu, tim Arafura Games dan Marara FC bermain imbang dengan skor 3-3 dalam pertandingan persahabatan yang turut disaksikan Djohar Arifin Husin dan pejabat dari berbagai instansi serta ratusan penonton yang memenuhi tribun VIP hingga ke tribun A dan B. Tiga gol Arafura Games dicetak oleh Riski Ramadhani, Syahru Ramadhan dan Juandi. Sedangkan gol Marara FC disumbang oleh Zamzami, Bustanil dan Efril.(hd) 

Arafura-Marara, Mact Day Talenta Muda Aceh

TEAM ARAFURA GAMES
BANDA ACEH - Ketangguhan tim Arafura Games sebagai perebut medali emas di even internasional Arafuara Games 2011 di Darwin, Australia, bakal diuji petang nanti. Bertempat di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Selasa (19/7) petang, tim besutan duet pelatih Wahidin ‘Buyung’ Usman-Zulkifli Affat ini akan dijajal tim kumpulan pemain muda dari seantero Aceh bertitel Marara FC. Laga ujicoba namun sarat rivalitas ini dalam rangka menghormati kedatangan Ketua Umum PSSI yang baru terpilih Djohar Arifin Husin, bersama Sekjen Tri Goestoro ke Aceh.

Aura persaingan dua tim muda Tanah Rencong tersebut memang cukup terasa. Betapa tidak, walau cuma berlabel tarung persahabatan, kedua tim ini sama-sama tak mau mengalah. Sebagai juara Arafura Games, pasukan Kennedy jelas nama harum mereka tercemar. Oleh sebab itu, dengan mengusung the winning-team seperti merebut emas di Darwin, Tim Arafura Games optimis meraup kemenangan.

“Kita tetap tampil dengan formasi terbaik. Nama-nama seperti Syahru Ramadhan, Dian Ardiansyah, Rizki Ramadhani, Bagus Putra Perdana, hingga Riki Daud, tetap menjadi andalan kita. Intinya, kita siap mempermalukan Marara FC di lapangan nanti,” tegas Manajer Tim Arafura Games, Kennedy.

Tak mau kalah, Marara FC di bawah asuhan mantan pemain Persiraja dan Persija Jakarta, Ahyar Ilyas, juga sesumbar menang. Meski mengakui kehebatan Tim Arafura Games, namun dengan spirit pasukan mudanya, Marara juga bertekad merebut kemenangan.

“Marara siap bertarung dan akan mengerahkan segenap kemampuan untuk menjajal Tim Arafura Games. Dengan bermodalkan talenta muda, kami akan all-out pada tarung eksebisi tapi sarat gengsi ini,” tandas Ridwan Jamil, Manajer Marara FC tak kalah garangnya.

Agenda Djohar
Sementara itu, kehadiran Djohar Arifin ke Aceh yang merupakan kunjungan kerja pertamanya setelah terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, Jawa Tengah, 9 Juli lalu, rupanya memiliki beberapa agenda.

Selain dijadwalkan menonton tarung eksebisi antara Tim Arafura Games versus Marara FC di Stadion Harapan Bangsa, Selasa petang, Djohar juga direncanakan tampil sebagai pemateri dalam Musyawarah Besar (Mubes) Persiraja yang digelar di aula Lantai IV Gedung Balai Kota Banda Aceh, Selasa (19/7).

Sekretaris Umum (Sekum) Persiraja, Atqia Abubakar menjelaskan, tujuan mengundang Djohar dan Tri Goestoro hadir dalam laga Arafura vs Marara adalah untuk memperlihatkan talenta muda Tanah Rencong kepada orang nomor satu di PSSI Pusat tersebut.

“Kita ingin memperlihatkan kepada Ketua Umum PSSI yang baru bahwa di Aceh ada pemain masa depan yang berbakat. Sehingga nantinya agenda pembinaan sepakbola yang digagas oleh pengurus PSSI baru bisa merata ke seluruh Indonesia,” jelasnya.

“Untuk itu, kita berharap kepada pemain dari kedua tim bisa memperlihatkan permainan menarik dan menghibur. Ini juga bisa menjadi motivasi bagi para pemain dengan disaksikan langsung oleh Ketua Umum PSSI,” demikian Atqia Abubakar.(hd)

agenda ketua umum/sekjen pssi di aceh
-Pukul 11.00 WIB ketua umum PSSI/sekjen PSSI tiba di bandara SIM
-Pukul 11.15 WIB menuju ke ruangan acara peusijeuk/tepung tawar di balai kota
-Pukul 11.45 WIB memasuki ruangan Mubes untuk menyampaikan program kerja persepakbolaan nasional.
- Pukul 12.45 WIB makan siang bersama di Balai Kota Banda Aceh
- Pukul 01.15 WIB menuju Hotel Hermes Palace
- Pukul 16.15 WIB menuju Stadion Harapan Bangsa dan konferensi pers
- Pukul 16.20 WIB menuju tribun VIP menyaksikan Arafura Games kontra Marara FC
- Pukul 18.00 WIB kembali ke hotel
- Pukul 20.00 WIB dijamu makan malam oleh pemerhati sepakbola Aceh
- Tgl 20 Juli Ketua Umum PSSI/Sekjen PSSI kembali ke Jakarta.

Jumat, 15 Juli 2011

PSSI: Riedl Masih Berpeluang Tangani Timnas

Bob Hippy

"Riedl (Alfred) saya kira pelatih baik," kata Bob Hippy.

Koordinator Timnas yang juga anggota eksekutif PSSI, Bob Hippy menegaskan pihaknya akan mengembalikan Alfred Riedl menduduki posisi Pelatih Kepala Timnas atau memenuhi hak-hak Riedl bila dokumen kontraknya dengan PSSI berhasil ditemukan.

"Kalau ada (surat kontrak AR-PSSI), akan kami usahakan untuk melakukan yang terbaik agar dia (Riedl) tidak merasa dirugikan. Kalau memang ada. Tentu akan dilakukan pemenuhan apa yang sudah tertulis di situ." ujar Bob Hippy di kantor PSSI, Kamis, 14 Juli 2011.

Mengenai pemenuhan kewajiban sesuai isi kontrak kerja terkait posisi Riedl? "Akan kami negosiasikan kembali mengenai pelaksanaannya. Tapi kami berharap tidak akan merugikan siapapun. Dengan segala upaya, kami usahakan Insya Allah," lanjut Bob .

Bob menjelaskan, pencopotan Riedl bukan berdasarkan kemampuan Riedl yang diragukan. Namun lebih kepada status kontrak Riedl yang dianggap tidak jelas. Riedl dianggap dikontrak tidak oleh PSSI, melainkan bersifat pribadi dengan Koordinator Timnas sebelumnya, Nirwan Bakrie.

"Riedl saya kira pelatih baik. Tapi kami ingin memulai sesuatu yang baik agar ke depannya baik. (Pencopotan Riedl) Sesuatu yang mesti kita lakukan. Karena hari Senin diminta( dokumen kontrak kepada sekretariat PSSI) tapi belum ada," ujar Bob.

"Kalau nantinya memang ada (surat kontrak tersebut), tentu akan kita hormati. Tapi saya sendiri belum melihat surat kontrak itu," ujar Bob menanggapi pernyataan mantan Sekjen PSSI, Noegraha Besoes yang mengklaim memiliki salinan surat kontrak Riedl dengan PSSI.

Mengenai status Iman Arif yang dikabarkan dicopot dari posisi Deputi Bidang Teknis BTN? "Tentang Iman arif, masih didiskusikan. Tunggu surat (keputusan) keluar aja," tandas Bob. 

Riedl Ancam Adukan PSSI ke FIFA

Alfred Riedl

"Jika mereka tidak membayar saya, maka saya akan membawa kasus ini ke FIFA."

Alfred Riedl mengancam akan mengadukan kasus penghentian dirinya sebagai pelatih tim nasional Indonesia ke FIFA jika PSSI tidak membayar kompensasi atas pemutusan kontrak di tengah jalan.

Hal tersebut diungkapkan Riedl dalam wawancara dengan Associated Press, Kamis 14 Juli 2011. Pelatih asal Austria itu mengancam akan mengadukan kasus pemutusan kontrak yang dilakukan pengurus PSSI yang anyar.

PSSI di bawah kepengurusan Ketua Umum yang baru, Djohar Arifin Husin, memutuskan tidak lagi menggunakan jasa Riedl. Djohar menganggap kontrak mantan pelatih Vietnam dan Laos itu bersifat personal dengan mantan Wakil Ketua Umum PSSI Nirwan Dermawan Bakrie dan bukan dengan institusi PSSI.

"Jelas saya punya kontrak yang ditandatangani anggota PSSI yang saat itu memimpin. Mereka seharusnya tidak mengatakan hal ini karena tidak membuat mereka terlihat bagus," ujar Riedl kepada Associated Press.

Dalam kontraknya tersebut, Riedl akan mendapat kompensasi dari pihak PSSI jika kontraknya diputus di tengah jalan. Dan pelatih 61 tahun tersebut siap mengadukan kasus ini ke FIFA jika PSSI tidak membayar kompensasi tersebut.

"Saya bisa buktikan (kalau saya punya kontrak), dan saya harus membuktikannya. Jika mereka tidak membayar saya, maka saya akan membawa kasus ini ke FIFA," tegas Riedl.

Pihak PSSI sendiri melalui koordinator tim nasional, Bob Hippy, berjanji pihaknya akan memenuhi hak-hak Riedl jika memang benar ada kontrak Riedl dengan PSSI.

Sementara itu Deputi Bidang Teknis Badan Tim Nasional (BTN), Iman Arif, menegaskan pihaknya akan segera memaparkan kontrak Riedl dengan PSSI. Posisi Riedl sendiri saat ini diganti oleh pelatih asal Belanda Wim Rijsbergen.

Iman Siap Memaparkan Surat Kontrak Riedl

Iman Arif

PSSI mulai melunak dan ingin mencari salinan kontrak Alfred Riedl.



Jakarta - Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional, Iman Arif menegaskan selama ini Alfred Riedl resmi mengikat kontrak dengan PSSI. Iman rencananya akan memaparkan surat tersebut kepada pengurus baru PSSI.

"Riedl (Alfred) kontraknya dengan PSSI. Nanti akan kami paparkan dan jelaskan mengenai kontrak ini," kata Iman saat menghadiri acara Tunas Garuda di Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2011.

"Tanda tangan Nirwan Bakrie sebagai Waketum PSSI dan Koordinator BTN. (Kontrak Riedl) Ada cap PSSI," lanjut Iman.

Senada dengan Iman, mantan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes juga meyakini Riedl menjalin kontrak dengan PSSI. Pria yang akrab disapa Kang Nug itu bahkan hadir sebagai saksi saat proses penandatangan dilakukan 14 Mei 2010.

Dua hari lalu, Riedl didepak dari jabatan pelatih timnas senior. PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin beralasan, Riedl tidak bisa dipertahankan karena selama ini terikat kontrak secara personal saja.

Meski berkomentar demikian, Djohar ternyata belum melihat kontrak Riedl. Ketua yang terpilih lewat jalur Kongres Luar Biasa di Solo itu mengaku tidak menemukan surat kontrak Riedl di sekretariat PSSI.

Belakangan PSSI melunak. Sekjen PSSI, Bob Hippy berjanji akan memenuhi hak-hak Riedl sebagai pelatih bila berhasil menemukan kontraknya. Bob bahkan membuka peluang bagi Riedl untuk menduduki jabatannya kembali.

"Pergantian pelatih sangat disayangkan karena waktu yang sempit ini Timnas akan melawan Turkmenistan. Kondisi ini tentu menyulitkan. Tapi apapun itu, keputusan (PSSI) harus dihargai," ujar Iman. 

Riedl: Saya Korban Bakrie vs Panigoro

Alfred Riedl
Jakarta - Alfred Riedl mungkin takkan pernah melupakan pengalamannya bekerja di Indonesia. Terkait pemecatannya oleh PSSI, ia menganggap dirinya korban pertarungan kubu Bakrie dengan Arifin Panigoro.

Dipecat oleh PSSI pengurus baru hasil Kongres 9 Juli pada hari Rabu (13/7) lalu, Riedl mengaku tidak akan mempersoalkannya. Buatnya, pemecatan adalah hal yang biasa terjadi dalam sepakbola.

Namun ia pun menjelaskan bahwa dirinya dikontrak secara resmi oleh PSSI, bukan kontrak pribadi dengan Nirwan Bakrie, sebagaimana disebutkan oleh ketua umum Djohar Arifin sebagai alasan pemecatan tersebut.

Saat menggelar pertemuan dengan wartawan di FX Plaza, Jakarta, Jumat (15/7) sore, pria 61 tahun itu menegaskan bahwa PSSI adalah atasannya, karena PSSI-lah yang merekrut dia pada Mei tahun lalu.

Ditanya apakah dirinya didepak karena sampai sebelum Kongres masih belum menunjukkan isyarat untuk memanggil pemain-pemain dari Liga Primer Indonesia (LPI) ke dalam timnas, ia dengan cepat menjawab, "Yes."

Saat ditanya kenapa, ia mengatakan, “Saya menuruti apa kata bos saya, dan bos saya adalah PSSI, ketua umum dan wakil ketua umum. Ia menambahkan, konteks ucapannya itu adalah sampai sebelum Djohar terpilih, dan LPI dinyatakan secara resmi diurus PSSI.

Lebih spesifik lagi ia bahkan menyebut pemecatan dirinya sebagai keputusan politik olahraga, dan dua sosok yang selama ini dikenal "bertarung".

"Ini sport political decision. Saya korban pertarungan PSSI lama dan PSSI baru. Oh bukan, saya ini korban Mr. Bakrie versus Panigoro," sergahnya.






Nugraha: Riedl Dikontrak PSSI, Djohar Enggan Komentar.

Mantan Sekjend PSSI - Nugraha Besoes
Jakarta - Mantan Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes memastikan kalau PSSI lah yang mengontrak Alfred Riedl. Sementara saat ditanya soal kejelasan kasus tersebut, Djohar Arifin Husin menolak berkomentar.

"Kami tidak mau mengomentari masalah ini karena itu sudah menyangkut ranah hukum," sahut Djohar pada wartawan di markas PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2011) sore WIB.

PSSI membuat kejutan saat memberhentikan Alfred Riedl, Rabu (13/7/2011) kemarin. Dalam keterangannya pada wartawan Djohar Arifin Husin menyebut kalau dia tidak menemukan surat kontrak Riedl dengan PSSI, hal mana memunculkan isu kalau pria asal Austria itu justru di kontrak oleh Nirwan D Bakrie (mantan wakil ketua umum PSSI di era Nurdin Halid).

Namun pernyataan Djohar tersebut disangkal oleh Nugraha Besoes. Mantan sekjen PSSI itu dalam pesan singkatnya pada wartawan memastikan kalau Riedl dikontrak oleh PSSI, dan bukan secara personal sebagaimana ramai dikabarkan.

Pria yang akrab disapa Kang Nug itu menyebut kalau semua berkas terkait kontrak Riedl ada dan tersimpan dalam file PSSI. Kalau kepengurusan baru tidak menemukannya, itu karena mereka tidak bertanya terlebih dahulu.

"Kontraknya semua ada di file PSSI. Soalnya mereka belum tanyakan secara cermat udah komentar duluan. Kontrak Riedl resmi dengan PSSI mulai tanggal 7 Mei 2010 sampai dengan 6 Mei 2012. Ditandatangani tanggal 14 Mei 2010, setelah Riedl datang dari Austria, bersamaan dengan kontrak dari Wolfgang Pical, asisten pelatih, rinciannya lengkap," demikian Besoes.

Soal tanda tangan yang tercantum dalam lembar kontrak, Kang Nug tak menyangkal kalau yang meneken adalah Nirwan D Bakrie yang saat itu menjabat wakil ketua umum. Hal itu disebut Nugraha normal lantaran Nirwan adalah koordinator BTN (badan tim nasional).

Sementara itu, saat didesak wartawan alasan tidak mempertahankan Riedl, Djohar menyebut kalau PSSI di bawah kendalinya sudah memiliki program. 

"Kami dari anggota Exco sudah memiliki program. Kami tidak mau mengomentari itu karena ada program yang lebih besar. Kami dari anggota Exco juga sudah membicarakan program ini bagaimana ke depannya sehingga harus ada persiapan," tuntas Djohar

Ridle, Apakah Korban Pertarungan dua Kubu?

Catatan Sepakbola
Oleh; Ade Rofi
"korban" Kepentingan kelompok?
Jakarta - Pengumuman PSSI memecat pelatih tim nasional Alfred Riedl sungguh mengejutkan. Pelatih Austria ini bagaimanapun sudah memberikan harapan baru bagi sepak bola Indonesia di Piala AFF 2010.

Meski loyo di akhir, alias kalah dari Malaysia di final, tapi permainan skuad "Garuda" saat itu dinilai cantik dan mampu menyihir sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak yang kemudian berharap Riedl bertahan paling tidak sampai SEA Games di Pelambang dan Jakarta November nanti.

Nah, mengapa PSSI mendadak menggeser Riedl dengan pelatih Belanda Wim Rijsbergen. Kalau alasan prestasi, bisa jadi masuk akal. Ini soal kontrak. Saya berpikir, apakah Riedl menjadi korban pertarungan kelompok Arifin Panigoro dengan Nirwan Bakrie?

Kongres PSSI telah memilih Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum. Djohar didukung penuh oleh kelompok 78 yang semula hanya ingin memenangkan George Toisutta dan Arifin Panigoro. FIFA melarang George-Arifin mencalonkan sehingga terpilihlah Djohar dan Farid Rahman.

Saya menyambut pemimpin baru itu karena berharap mereka bisa memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia. Saya juga paham kalau langkah pertama Djohar dan kawan-kawan setelah menduduki PSSI adalah mengeliminasi orang-orang yang dianggap sekubu dengan Nurdin Halid yang didukung Nirwan Bakrie. Namun, upaya "pembersihan" itu jangan sampai membabi buta sehingga yang jadi korban adalah tim nasional.

Sehari sebelum pemecatan, Djohar mengatakan mempertahankan Riedl karena tim nasional memiliki dua agenda besar yang waktunya mepet: penyisihan Piala Dunia dan SEA Games. Masuk akal. Indonesia akan menghadapi Turkmenistan pada 23 Juli, tinggal dua minggu lagi. Belum lagi target emas pada SEA Games. Berat kalau mencari pelatih baru karena harus menyelaraskan ritme permainan.

Namun pernyataan itu patah besoknya. PSSI mengumumkan pemecatan Riedl. Alasannya kontrak Riedl dengan Nirwan Bakrie, bukan PSSI. Ada apa ini? Mengapa Djohar sehari sebelum pemecatan itu menyatakan akan mempertahankan? Apakah ada informasi yang disembunyikan, atau memang ia tidak dilibatkan dalam keputusan strategis ini?

Dari situ saya membuat analisa sederhana, Djohar hanya perantara dalam PSSI. Keputusan tetap ada di Jenggala, markas kelompok Arifin Panigoro dan George Toisutta. Oke, itu tak masalah karena bagaimanapun PSSI butuh kekuatan dana besar untuk menjalankan roda organisasinya. Tapi kalau sudah menyangkut keputusan strategis menyangkut tim nasional?

Bagi saya, alasan kontrak dengan Nirwan mengada-ada. Pelatih tim nasional memang harus kontrak dengan PSSI, bukan perorangan. Tapi, kalau PSSI masih berharap pada tangan dingin Riedl, kontrak bisa dibuat baru. PSSI akan lebih bermasalah kalau ternyata kontrak Riedl sah. Riedl yang dikontrak 2012 bisa menggugat pemutusan sepihak ini. Gerundelan Riedl sudah mengisyaratkan akan menuntut PSSI ke FIFA.

Seharusnya, urusan kontrak bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Perpanjangan atau pemutusan kontrak harus berdasarkan prestasi. Alasan kontrak justru memunculkan dugaan bahwa ini adalah pertarungan Arifin versus Bakrie -- dan Riedl menjadi korban.

Bukan bermaksud meremehkan Wim Rijsbergen, tapi PSSI seharusnya tak menutup mata terhadap prestasi Riedl. Piala AFF 2010 bisa menjadi ukuran. Saya tetap berharap, siapapun pelatihnya bisa memberikan yang terbaik bagi sepak bola Indonesia.

Saya khawatir keputusan menggeser Riedl adalah emosional pengurus PSSI dalam melakukan "pembersihan". Jangan sampai merasa pongah karena menggulingkan rejim Nurdin Halid. Kalau begitu artinya mengulang kesalahan kepengurusan era Nurdin Halid: terlalu pongah dan menutup mata terhadap masukan pihak lain. Dewasalah.

==
* Penulis adalah pemerhati sepakbola dari Depok. Tulisan ini adalah opini pribadi, bukan cerminan sikap/pendapat redaksi.

Soal Riedl, ketika PSSI tidak memiliki Etika!

Alfred Riedl
Jakarta - Pemecatan Alfred Riedl dari posisinya sebagai pelatih timnas Indonesia mengundang kritikan. Pengamat sepakbola Budiarto Shambazy mengatakan, PSSI harusnya punya etika dan berpikir dulu sebelum memecatnya.

"Muncul kesan (Wim) Rijsbergen ini orang rezim baru, sementara Riedl orang rezim lama," ujar Budiarto kepada Media Nasional, Jumat (15/7/2011), menggarisbawahi "perang" antara rezim milik Nurdin Halid/Nirwan Bakrie dengan Arifin Panigoro, sebagai orang yang ada di belakang kubu Jenggala.

Riedl disebut Ketua Umum PSSI yang baru Djohar Arifin Husin hanya punya kontrak pribadi dengan Nirwan, bukan dengan PSSI. Namun, jika demikian alasannya, Budiarto mengatakan bahwa kontrak pria asal Austria itu seharusnya bisa diperbarui oleh pengurus PSSI yang baru.

"Lupakan kontrak yang lama. Bisa dibuat kontrak yang baru," sergah Budiarto.

"Beradab sedikitlah. Beretika. Ketua PSSI yang sekarang sudah mengambil keputusan tanpa mempelajari hal dengan seksama," lanjutnya lagi.

Budiarto kemudian juga menyebutkan bahwa kalaupun harus mengontrak Rijsbergen, bukan Riedl juga layak dipecat. Dengan kapasitasnya, Budiarto menyebut bahwa Riedl masih layak mendapatkan posisi.

"Riedl ini orang yang disegani di Asia Tenggara. Dia bisa diberikan peranan. Kita perlu kok orang seperti Riedl," tukas Budiarto.

Selasa, 12 Juli 2011

Provinsi Harus Kelola Persiraja

Safwan Yusuf - Anggota DPRA
BANDA ACEH - Wakil Ketua Komisi E DPR Aceh, Safwan Yusuf secara terbuka menyatakan, dukunganya terhadap wacana pengalihan Persiraja untuk ditangani oleh Pemerintah Aceh. DPRA dan Pemerintah Aceh termasuk pihak terkait harus duduk bersama mencari solusi terhadap masalah Persiraja. Seperti diketahui, Persiraja menjadi satu-satunya tim asal Tanah Rencong dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2011-2012 yang dijadwalkan bergulir Oktober mendatang. Hanya saja, hingga saat ini, Lantak Laju belum terlihat persiapan.

Dukungan ini dinyatakan Safwan Yusuf saat dimintai pendapatnya terkait nasib Persiraja ke depan oleh Serambi, kemarin. Karena bidang olahraga termasuk wilayah yang ditangani oleh Komisi E DPRA. Seperti diketahui, hingga kini Persiraja belum melakukan persiapan menghadapi kompetisi terelit di republik ini. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan nasib Persiraja sebagi tim promosi yang bakal terancam terdegrasi bila kurang persiapan akibat masalah dana dan penanganannya.

Menurutnya, Safwan, masalah dana merupakan hal serius yang harus dibahas bersama sehingga nasib Persiraja sebagai wakil Aceh di Liga Super (ISL-red) bisa bertahan untuk musim selanjutnya. Pihaknya mengusulkan supaya eksekutif dan legislatif harus segera duduk bersama untuk membahas masalah ini sampai tuntas sehingga bisa dilakukan persiapan tim.

“Persiraja sudah menjadi kebanggaan dan hiburan bagi masyarakat Aceh. Dukungan masyarakat yang datang ke stadion merupakan bentuk kecintaan yang harus dihargai,” ujar Safwan. Terkait dukungan anggaran dari DPRA, Safwan mengatakan, semua itu bisa ditempuh dengan mekanisme yang ada. Untuk hal itu, pihaknya akan meminta dukungan dari anggota DPRA yang lain supaya Persiraja bisa dibantu termasuk klub-klub lain di Aceh. Dirinya juga yakin pasti anggota dewan yang lain akan mendukung Persiraja sebagai ikon Aceh di tingkat nasional.

“Masalah anggaran juga perlu duduk kembali antara eksekutif dan legislatif. Karena semuanya ada mekanisme yang harus ditempuh. Tapi yang penting semuanya punya kepedulian untuk Persiraja,” ujar Safwan Yusuf.(hd)

FIFA Terus Awasi PSSI Soal LPI

Logo PSSI

PSSI ternyata belum benar-benar lepas dari pengawasan FIFA. Walau PSSI telah memenuhi tuntutan FIFA akan penyelenggaraan kongres, organisasi sepak bola tertinggi itu akan terus memantau PSSI menyoal Liga Premier Indonesia.
Sebelumnya, FIFA mengharuskan PSSI sukses menyelenggarakan kongres pemilihan ketua umum yang baru setelah dua kongres sebelumnya di Pekan Baru dan Jakarta gagal. Bahkan, FIFA sempat mengancam akan menjatuhkan sanksi pada PSSI jika kongres ketiga yang berlangsung di Solo gagal menghasilkan apapun. Tapi ancaman sanksi itupun hilang setelah PSSI resmi menunjuk Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman sebagai ketua umum dan wakil ketua umum pada Sabtu (9/7) lalu.
"Berdasarkan kondisi tersebut (terpilihnya kepengurusan baru PSSI), FIFA menganggap bahwa situasi yang coba dibentuk oleh Komite Eksekutif FIFA, yakni terpilihnya kepengurusan baru dan LPI, yang dikontrol oleh PSSI, telah tercapai, maka tak ada alasan untuk menghukum PSSI," tulis pernyataan FIFA dalam rilis di situs resminya, Selasa (12/7).
Meski lolos dari jerat sanksi, PSSI tenyata belum lepas sepenuhnya dari pengawasan FIFA. FIFA akan terus mengawasi PSSI menyoal Liga Primier Indonesia (LPI) bentukan Arifin Panigoro. Hal itu dilakukan FIFA lantaran PSSI masih belum menyelesaikan masalah LPI sepenuhnya.
PSSI hanya baru mengakui keberadaan LPI di bawah naungan PSSI setelah kedua belah pihak menandatangani surat kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) pada Sabtu lalu. Sedangkan untuk posisi liga yang dianggap ilegal oleh FIFA itu di tataran kompetisi sepak bola resmi Indonesia masih belum ditentukan sampai kompetisi LPI usai pada Februari 2012.
"FIFA dan AFC akan memonitor implementasi MOU (PSSI dengan LPI) dan membantu kepengurusan baru untuk melalui program-program yang ada," lanjut pernyataan FIFA.

Figur Djohar Arifin Disambut Positif

Terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI 2011-2015 disambut hangat klub-klub di Tanah Air. Harapan akan terjadinya perubahan wajah sepak bola nasional yang selama ini karut-marut begitu besar.
Djohar Arifin, diterima dimana-mana. (Arief Bagus/BOLA)
Manajer Persiba, Jamal Al Rasyid, mengatakan Djohar pantas menjadi nakhoda PSSI. Apalagi Djohar akan berduet dengan Farid Rahman di posisi Wakil Ketua Umum PSSI. Dengan dibantu sembilan anggota komite eksekutif, kerja PSSI diyakini akan makin baik.
“Djohar memiliki perjalanan panjang dan meyakinkan di dunia persepakbolaan Tanah Air. Salah satunya pernah menjadi pemain sekaligus wasit nasional sehingga harapan kami lebih ditekankan soal wasit," kata Jamal. Sebagai mantan wasit, Djohar diminta bisa memperbaiki kinerja wasit yang selama ini sering disorot klub karena sering bertindak merugikan.
Pengalaman Djohar di lingkungan birokrasi olah raga juga jadi modal tersendiri. "Djohar memang punya pengalaman. Namun, masih dibutuhkan kekuatan lobi supaya sukses di PSSI. Saya kira Djohar sudah punya kiat bagaimana mendekati semua pihak untuk membantu kesuksesannya menjadi Ketua Umum PSSI," ujar Totok Subihandono, sekretaris PSBI.
Djohar adalah mantan Deputi Menpora era Adhyaksa Dault dan baru saja pensiun dari jabatan Staf Ahli Menpora Andi Mallarangeng. Saat ini Djohar malah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima). Dengan begitu, Djohar diharapkan bisa menggali seluruh potensi pemain di pelosok negeri.
“Selama ini pembinaan di daerah menjadi sorotan berkat kepekaan media. Tapi, kami belum melihat sejauh mana usaha nyata pemerintah melalui PSSI, melakukan perubahan terutama menggali potensi pemain di daerah. Ini pekerjaan rumah untuk ketua yang baru,” ujar Ketut Wijaya, pemerhati sepak bola dari Bali.
Bagi Sukarno Putro, sosok Djohar meski sarat pengalaman, ia dianggap tak bakal bisa bekerja sendirian. "Butuh dukungan dari kelompok lain, masyarakat, dan pemerintah. Yang dibutuhkan ke depan bagaimana pengurus baru nanti merangkul semua elemen itu dan tak menganakemaskan para anggota yang selama ini jadi pendukung Djohar di KLB lalu,” tutur Ketua Umum Persenga Nganjuk itu.
Sementara itu, asisten manajer Deltras, Samiadji Makin Rahmat, melihat figur Djohar tepat menempati posisi tertinggi di organisasi sepak bola Indonesia. Apalagi Djohar menyandang gelar profesor, sehingga misi membawa perubahan dan kemajuan di sepak bola nasional sangat memungkinkan untuk dilakukan. “Kapasitas dan kredibilitas Djohar tak perlu diragukan. Beliau memiliki semuanya, kecuali dana,” kata Makin.
Sekum Pengprov PSSI Jatim, Ahmad Munir, menyatakan keterbatasan dana bukan kendala bagi Djohar. Pasalnya, dukungan finansial sudah ada dalam sosok wakil ketua umum, yang merupakan seorang pengusaha. “Ketua tidak harus memiliki uang. Seorang ketua harus memiliki kemampuan mumpuni, jujur, berkarakter, tegas, dan adil. Menurut kami, semua itu dimiliki Djohar,” ujar Munir.

Sabtu, 02 Juli 2011

Aceh Selection CAMPEON..!!

Dialio Abdulaye Djibril (tendangan salto)
BANDA ACEH | LIGAACEH.COM– Aceh Selection (AS) keluar sebagai juara turnamen international Piala Gubernur Aceh II 2011. Tim tanah rencong berhasil menekuk Persiba Bantul 2-1 (1-1) dalam partai final di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (2/7/2011) sore.

Dua gol diciptakan Ikfefua Marvelus Osas Saha (12) dan Fahrizal Dillah (62) memastikan Aceh Selection merajai turnamen ini. Persiba Bantul mengoleksi satu gol dalam laga pamungkas ini melalui kaki Ugik Segiyanto (17).

Atas hasil ini Aceh Selection membawa pulang piala bergilir plus uang pembinaan Rp100. Sementara Persiba yang memastikan diri runner up mendapat uang pembinaan Rp75 juta.

Fahrizal Dillah yang tampil cantik sepanjang turnamen ini dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Gubernur II. Sementara Osas Saha yang berhasil mengoleksi 6 gol keluar sebagai top skor. Kedua striker Aceh Selection ini masing-masing mendapat Rp10 juta.

Laga final berlangsung dengan tempo cepat di babak pertama. Dengan dukungan penuh 30 ribu penonton yang memadati stadion, Aceh Selection tambil ngotot begitu peliut mulai pertandingan ditiupkan.

Hanya butuh 12 menit bagi Aceh Selection untuk membobol gawang Persiba. Sebuah umpan datar dari sayap kanan diteruskan ke jala Wahyu Tri Nugroho melaui sontekan Osas Saha. Seisi stadion bergemuruh, Aceh Selection memimpin sementara.

Gol ini hanya berselang lima menit. Tekanan diberikan Laskar Sultan Agung berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui kaki Ugik Sugiyanto yang tak terkawal oleh pemain bawah Aceh.

Skor sama kuat membuat permainan berlangsung keras. Memasuki menit 31 wasit Retu Slamet dengan tegas mengusir Sackie Doo dari lapangan karena melakukan penginaan terhadap seorang hakim garis.

Pemberian kartu merah terhadap Sackie Doo diprotes keras oleh kubu Persiba hingga membuat laga dihentikan beberapa menit. Penghentian pertandingan sempat diprotes penonton. Mereka melempar sejumlah botol air mineral ke kubu Persiba karena kecewa dengan sikap tim tersebut yang tak menerima keputusan wasit.

Laga akhirnya dilanjutkan. Aceh Selection yang unggul dari segi pemain gagal memanfaatkan kesempatan sehingga sampai turun minum skor sama kuat tak berubah.

Memasuki babak kedua Aceh Selection lebih menguasai permaian. Persiba yang kekurangan satu pemain hanya sibuk membendung serangan-serangan dibangun Ismed Sofyan dan kawan-kawan.

Kerja keras anak asuh Anwar ini berbuah hasil memasuki menit 62. Memanfaatkan posisi kiper yang terlanjur maju, bola yang masih di udara dengan cepat disundul Fahrizal Dillah ke gawang.

Persiba sempat memiliki peluang melalui kaki Fortune Udo umpan lambung Ezequiel Gonzales namun bola yang sudah mengarah ke gawang masih mampu ditepis Fakrul Razi sehingga melahirkan sepak pojok.

Aceh Selection sendiri juga memiliki beberapa kesempatan melalui GBeneme, Osas Saha dan Stephen Mennoh namun hingga peluit akhir ditiupkan skor 2-1 untuk Aceh Selection tak berubah.

SUSUNAN PEMAIN
Aceh Selection FC:
 Fakrul Razi (Kiper). Andrea, Arifin Genuni, Morris Bayour, Ismed Sofyan (Belakang). Erik Saputra (C), Fery Komul (Mukhlis Nakata), Abdulaye Djibril, Stephen Mennoh (Tengah). Fahrizal Dillah (GBeneme) dan Ikvevua Marvelus Osas Saha (Depan).

Persiba Bantul: Wahyu Tri Nugroho (Kiper). Achmad Taufiq (C), George Oyodepo, Slamet Widodo (Belakang). Nopendi (Muhamat Ansori), Arwin (Choirul Anam), Anwaruddin, Sackie Doo (Merah), Slamet Nur Cahyo (Tengah). Ugik Sugiyanto (Enziquiel Gonzales) dan Fortune Udo (Depan).

Osas Saha & Fortune Udo Adu Ketajaman di Final PGA II

Osas Saha & Fortun Udo Bersaing Top Skor PGA II

BANDA ACEH | LIGAACEH.COM — Juara Liga Indonesia musim 2010-2011 Persiba Bantul akan menantang Aceh Selection di partai grand final Piala Gubernur Aceh II di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, sore ini (Sabtu, 2/7/2011). Ini merupakan laga penentuan sang jawara Piala Gubernur II.
Persiba melaju ke final usai menundukkan Pelita Jaya lewat adu penalti di laga semifinal, Kamis sore. Sedangkan Aceh Selection meraih tiket final setelah menang atas Semen Padang 3-2 di semifinal, Kamis malam.
Sebelumnya, keduanya juga sama-sama keluar sebagai juara grup di babak penyisihan. Persiba juara Grup A dan Aceh Selection juara Grup B.
Dari statistik perolehan hasil menang, kedua tim itu memiliki jumlah laga kemenangan yang sama. Dua pemain depan kedua tim juga saling mengejar gelar topscorer.
Jelang grand final, pemain depan Aceh Selection Osas Saha telah mengoleksi lima gol, terpaut satu gol di atas striker Persiba Fortune Udo. Udo sendiri sebenarnya pernah menduduki peringkat topscorer sementara begitu usai babak penyisihan.
Namun di laga semifinal, Udo tidak menambahkan pondi golnya. Sebaliknya Osas Saha yang sempat tertinggal satu dari Udo, berhasil mengoleksi dua gol di semifinal melawan Semen Padang.
Tidak hanya pencetak gol terbanyak, panitia jauh-jauh hari juga menyatakan akan memilih seorang pemain terbaik. Jadi dalam laga final sore ini juga sarat usaha pemain untuk tampil bagus dan sportif.
Selebihnya, yang terpenting di laga final adalah bagaimana memenangkan laga sehingga bisa keluar sebagai jawara.
Sementara terkait info yang sempat beredar bahwa Cristian Gonzales akan memperkuat Aceh Selection di laga final, dipastikan batal. Jelang laga final, El Loco belum menyatakan kesediaannya.
“Bisa dibilang tidak jadi, karena hingga malam ini El Loco belum memberikan jawabannya untuk bisa memperkuat Aceh Selection di laga final,” sebut M Sakdan Abidin, Ketua Panitia Pelaksana Piala Gubernur Aceh II, kemarin malam.

Nasir Gurumud, Direktur Kompetisi Liga Aceh Seri 2011 Primer

Sunardi M Saleh 
Banda Aceh | Ligaaceh.com. Rapat Pengurus Pusat Liga Aceh yang beralamat di Nyak adam Kamil Neusu Timur Banda Aceh pada tanggal 29 Juni 2011 telah menetapkan Saudara Nasir Gurumud untuk menjabat sebagai Direktur Kompetisi Liga Aceh Seri 2011 Primer.dalam pertemuan itu di ikuti oleh Sekretaris K-Liga Pusat Aceh, Zahirsyah Omardy, Ketua Satu, Ispanudin Amir,SH bidang Organisasi dan Kompetisi dan Pengurus harian lainnya.
"Kompetisi tahun ini, diharapkan jika tidak ada halangan seluruh kabupaten/kota bisa mengikuti kompetisi Liga Aceh Seri 2011 Primer ini" ujar Sunardi Muhammad Saleh yang lebih akrab dipanggil Bonar.
juga kompetisi tahun ini, kita harapkan lebih baik dari tahun yang sudah-sudah, semoga Direktur kompetisi yang terpilih  ini benar-benar mempersiapkan segala sesuatu lebih terarah dan terukur. hal ini disebabkan pengalaman kompetisi tahun lalu yang sudah berjalan dengan baik, juga menghimbau kepada seluruh Panitia Pelaksana dan Pengurus Liga Aceh supaya benar-benar dapat mengawasi apa saja yang paling mendasar dalam pelaksanaan kompetisi Liga Aceh 2011 ini. dikarenakan animo masyarakat sangat tinggi yang ingin menyaksikan kompetisi usia 23 ini berlangsung sebagaimana mestinya. terlebih Hasil Kompetisi Liga Aceh selama ini telah membawa nama Aceh secara khusus dan Indonesia pada umumnya ditingkat Nasional maupun Internasional, hal ini dibuktikan dengan Raihan Mendali Emas di Arafura Games yang lalu. Sunardi M Saleh menghimbau kepada seluruh masyarakat Bumi Serambi Mekkah yang menginginkan Sepakbola Aceh lebih Maju dan Profesional mari bersama-sama kita mendukung agar terlaksananya Kompetisi Liga Aceh Usia 23 ini yang telah memasuki musim ke 3 tahun ini.
Direktur Kompetisi Liga Aceh terpilih, Nasir Gurumud mengungkapkan Harapannya kepada Seluruh Pengurus dan Panitia Liga Aceh serta Masyarakat untuk memberi dukungan Positif agar Kompetisi Liga Aceh menjadi sebuah tontonan yang menarik. dan tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas My Game is Fair Play.

Hal senada juga di ungkapkan Gubernur Aceh Drh. Irwandi Yusuf, "Siapa saja yang menjadi Ketua dari Pada Kompetisi Liga Aceh supaya benar-benar menjaga Sportivitas dan Wasit yang memimpin pertandingan supaya berlaku sikap Netral" Ujar Gubernur yang semasa konflik dikenal dengan nama Tgk Agam.
lebih jauh Irwandi Menyoroti Budaya Sepakbola Aceh dari Zaman kependudukan Masa Penjajahan "Pageu Hana dipasang, meusikrek bule pha hana Gadeh" Ujar Irwandi, menyoroti sikap penonton bola dimasa lalu tidak pernah membuat kerusuhan. (ixm)

Jumat, 01 Juli 2011

Goal Edward Wilson Yunior, Pelita Jaya Gagal Raih Peringkat Ketiga

Edward Wilson Yunior
BANDA ACEH, LIGAACEH.COM - Semen Padang meraih peringkat tiga Piala Gubernur Aceh II setelah sukses menundukkan Pelita Jaya 1-0 di Stadion H Dimurthala, Jumat (1/7/2011). Dengan keberhasilan ini, "Kabau Sirah" berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 50 juta.
Kedua tim tampil dengan permainan cepat semenjak menit-menit awal. Pelita yang mengandalkan Joko Sasongko sebagai pengatur serangan beberapa kali melepaskan umpan-umpan yang cukup merepotkan pertahanan "Kabau Sirah". Sayang, solidnya lini pertahanan Elly Aiboy dan kawan-kawan membuat serangan yang dilancarkan Pelita kerap mentah.
Semen Padang pun bukan tanpa ancaman. Duet Edward Wilson Yunior dan Suheri Daud di lini depan kerap membuat lini pertahan Pelita kerepotan. Namun, usaha Semen Padang selalu mampu digagalkan barisan pertahan Pelita. Alhasil, kedua tim hanya mampu bermain imbang tanpa gol hingga turun minum.
Selepas turun minum, Pelita nyaris membobol gawang Semen Padang pada menit-menit awal. Apriansyah melepaskan tandukan keras umpan silang Mustofa Aji. Namun tandukan keras Apriansyah masih bisa digagalkan Semen Padang, Dicky Jamalis.
Belum sempat melepaskan ancaman, "The Young Guns" justru kebobolan oleh gol yang diciptakan Edward Wilson pada menit ke-55. Gol berawal dari umpan silang Elly di sisi kiri pertahan Pelita. Dengan cepat, Edward melepaskan tandukan keras yang gagal diantisipasi Sahar.
Unggul 1-0, Semen Padang semakin menggila. Gawang Pelita bahkan nyaris kembali kebobolan lewat tembakan keras Elly yang dilepaskan dari luar kotak penalti. Beruntung bagi Pelita, Sahar masih bisa menggalkan peluang tersebut.
Tidak ingin membuang waktu, Semen Padang terus melancarkan serangan. Namun, usaha "Kabau Sirah" gagal membuahkan gol tambahan hingga laga usai. Alhasil, Semen Padang hanya meraih kemenangan 1-0.

Susunan Pemain:
Pelita Jaya: Sahar; Abdul Rahman, Tri Rahmad, Ipan Priyanto, Gilang Ginarsa; Dedi Kusnandar, Magdis Alfariz (Saifulloh 81), Muhamad Sukron, Joko Sasongko; Mustofa Aji, Apriansyah

Semen Padang: Dicky Jamalis; Syafrudin, Zico Alpa, Hengki Ardiles, Anda Hendrawam (Fauzan Jamal 57); Vendry Mofu, Rudy Doank, Dedi Hartono, Heru Nerli (Elly Aiboy 35); Suheri Daud (Joshua Pahabol 74), Edward Wilson Yunior

"Oiiii Azan..." Teriak Penonton

BANDA ACEH, LIGAACEH.COM — Pertandingan Pelita Jaya melawan Semen Padang dalam perebutan tempat ketiga Piala Gubernur Aceh II, Jumat (1/7/2011) di Stadion H Dimurthala, sempat terhenti sebentar pada menit-menit awal. Hal itu dilakukan untuk menghormati kumandang azan isya.
Pertandingan kedua tim dimulai pada pukul 20.00. Namun, laga baru berjalan sekitar lima menit, pemimpin pertandingan (PP) memberikan instruksi kepada wasit untuk menghentikan pertandingan.
"Oiiii azan," teriak salah seorang penonton.
Akhirnya, wasit memutuskan menghentikan pertandingan hingga kumandang azan selesai, sementara kedua tim tetap menunggu di lapangan.
"Salah pemimpin pertandingan. Seharusnya ditunggu azan dulu. Tapi, dia minta dipercepat," kata salah seorang panitia yang tidak ingin disebutkan namanya.
Lebih kurang tiga menit pertandingan berhenti, kedua tim langsung tampil dengan permainan ngotot. Untuk sementara, Pelita mendominasi jalannya pertandingan pada 20 menit pertama.

“Lapangan Lampineueng Kurang Bagus”

Sajuri Syahid (Coach Persiba Bantul)

BANDA ACEH | LIGAACEH.COM — Pelatih Persiba Bantul, Sajuri, menyatakan lapangan Stadion H Dimurthala Lampineung kurang bagus. Sehingga meski Persiba menang 6-4 (1-1) dalam laga semifinal melawan Pelita Jaya, sore tadi, dia mengaku penampilan anak asuhannya itu kurang maksimal.
“Mungkin karena faktor lapangannya kurang bagus, sehingga membuat anak-anak sulit untuk mengembangkan pola permainannya,” sebut Sajuri kepada wartawan begitu usai laga.
“Jika dibandingkan lapangan stadion ini dengan lapangan yang di sana (Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, red), mendingan bagus yang di sana,” ujar dia.
Namun, soal tidak maksimalnya perfoma anak asuhnya itu dia tidak saja menyalahkan lapangan yang kurang bagus. Menurutnya, Fortune Udo dkk juga terkesan menganggap remeh tim lawan di lapangan.
“Anak-anak seperti menganggap remeh lawan, mungkin karena itu pola permainannya kurang bagus sore ini,” sebut dia. (ixm)

Team Liga Aceh

Team Liga Aceh
Aceh di Final Arafura Games